Tujuh tahun lalu disaat aku dan maulana berkenalan lewat
handphone secara tidak sengaja, saat itu aku duduk di kelas 3 smp dan
dia di kelas 2 madrasah aliyah di ponpes tambak beras jombang. Dia
memberanikan diri untuk menjadikanku kekasihnya. Aku pun menyetujui
permintaanya. Dia adalah anak dari keluarga yang paling dihormati di
desaku. Keluarga seorang ulama besar. Entah mengapa ia tertarik padaku.
Usianya saat itu 17 tahun sedangkan aku masih 14 tahun, kakaknya adalah
guru ngajiku sedangkan ibunya adalah guru agamaku sewaktu aku di sekolah
dasar. Keluarganya dikenal sebagai keluarga yang sangat memegang teguh
agama.
Tujuh tahun kami berpacaran jarak jauh. Hanya bertemu 3 – 4 kali
dalam setahun. Itu pun tak lama, karena kami menghindari hal hal yang
membuat fitnah. Di ponpes itu ia belajar 6 tahun. Saat berpacaran
denganku, dia baru mondok 1,5 tahun. Setelah itu dia melanjutkan
kuliahnya di salah satu universitas. Sedangkan aku kini berkuliah di UGM
dalam jurusan bahasa indonesia. Sesuatu yang aku cita citakan selama
ini. Sebentar lagi aku akan diwisuda sedangkan mas maulana masih di
semester 6. Maklum dia terkendala di pondok. Namun begitu dia telah
menjadi seorang pengusaha obat herbal di jombang.
Hubunganku dengannya selama itu bukannya tak mengalami banyak cobaan.
Hanya bertukar kabar seminggu sekali dan bertemu setahun 3 – 4 kali
membuat banyak godaan datang menghampiri kami.
Namun dari masing masing keluarga kami tak ada kendala apapun. Alhamdulillah. Keluargaku (ibu dan kakakku) Mengetahui aku berpacaran dengannya sejak 7 tahun yang lalu. Sedangkan keluarganya baru mengetahui sejak 2 tahun lalu. 5 tahun kami menutupi hubungan ini dari keluarganya. Karena dia tak boleh berpacaran. Bahkan hampir saja ia dijodohkan oleh orangtua dan kakaknya. Sebelum akhirnya dia mengatakan kalau sudah punya calon istri, yaitu aku.
Namun dari masing masing keluarga kami tak ada kendala apapun. Alhamdulillah. Keluargaku (ibu dan kakakku) Mengetahui aku berpacaran dengannya sejak 7 tahun yang lalu. Sedangkan keluarganya baru mengetahui sejak 2 tahun lalu. 5 tahun kami menutupi hubungan ini dari keluarganya. Karena dia tak boleh berpacaran. Bahkan hampir saja ia dijodohkan oleh orangtua dan kakaknya. Sebelum akhirnya dia mengatakan kalau sudah punya calon istri, yaitu aku.
Seminggu yang lalu ia beserta keluargannya datang untuk
mengkhitbahku. Dan 3 hari lagi aku akan resmi menjadi istrinya. Aku tak
pernah menyangka. Long distance relationship yang kami jalani akhirnya
berakhir indah.
Tepat hari ini, aku resmi dipersuntingnya. Dijadikan kekasih
halalnya, dijadikan makmumnya, dijadikan bidadari hidupnya. Kebahagiaan
itu amat sangat terpancar dari raut wajah kami berdua. Terima kasih ya
allah. Telah kau jadikan kami pasangan yang amat beruntung di dunia ini.
Laillahailallah..
No comments: