KR-Plus

welcome to our blog

We are Magcro

Powered by Blogger.

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: Unknown Posted date: 02:58 / comment : 0


     


    19 tahun silam lahirlah bayi perempuan yang memiliki berat 3,5 kg, seluruh keluarga sorak sorai bergembira menyambutnya, karena bayi mungil ini lahir pada malam hari, maka ia diberi nama Laily yang diambil dari bahasa arab “Lail” yang artinya malam, serangkaian upacara adat jawa pun dilakukan untuk penyambutan Laily.

    Waktu bergulir begitu cepat seiring bergantinya malam dan siang tak terasa Laily sudah berusia 4 tahun, dia tumbuh layaknya anak-anak seusianya, ia gemar menari, bernyanyi, dan bermain-main. Lagu-lagu yang sering ia nyanyikan adalah balonku, si lumba-lumba, bintang kecil, dan masih banyak lagi lagu anak-anak yang lainnya. Orangtua Laily pun bangga dengan kemampuan Laily yang tumbuh menjadi anak yang pandai, berbagai prestasi telah diraih anak 4 tahun itu, diantaranya juara 3 lomba nyanyi anak, juara 2 lomba mewarnai, dan juara 1 lomba modeling, trophy-trophy kejuaraan dipampang di ruang tamu rumahnya. Anak berbakat ini sungguh membanggakan kedua orangtuanya.
    Hari ini merupakan hari dimana waktunya Laily untuk masuk di taman kanak-kanak, ia diantar ibunya mendaftar di sebuah sekolah TK dekat dengan rumahnya, dengan senang hati, dengan bibir mungil yang selalu tersenyum, ia pun berjalan sambil menggandeng tangan ibunya pergi ke sekolah tersebut. Disana ia bertemu dengan teman-teman sebayanya, ia bermain-main bersenang-senang, kehidupan taman kanak-kanak yang tak ada duanya, tak ada beban, selalu ceria, belum mengerti akan masalah yang membelit dunia yang begitu rumit, yang ada hanyalah kebahagiaan. Itulah yang dirasakan Laily saat itu.
    Sepulang dari taman kanak-kanak, nasib naas dialami oleh bocah cantik itu, ketika sedang asyik berjalan ada motor yang melaju kencang dari arah yang berlawanan kehilangan kendali sehingga menabrak keduanya, usut punya usut remaja cantik yang mengendarai motor itu sedang mabuk. Kecelakaan tersebut mengakibatkan sang ibu meninggal dunia, dan Laily mengalami patah tulang pada kaki kanannya. Dengan cekatan Laily pun langsung dilarikan ke rumah sakit Bhayangkara di daerahnya, sementara itu sang ibu dimakamkan di pemakaman keluarga tak jauh dari rumahnya.
    Malam hari nya di rumah Laily ramai dipenuhi para tetangga dan sanak keluarga yang sedang berkabung, sementara itu Laily terbaring lemah di ranjang rumah sakit ditemani sang ayah. Sadar dari tidur yang panjang, Laily pun membuka matanya perlahan dan berkata “Ibu…” dengan bibir bergetar dan dengan suara yang sangat pelan, sang ayah tersenyum menahan sesak dalam hatinya, “ayah, kenapa kaki kanan ku nggak bisa digerakkan” kata Laily. Dengan lembut ayahnya membelai kepala Laily smbil berkata “Nanti kakimu bisa digerakkan lagi kok, sabar ya”. Laily pun menganggukkan kepalanya.
    Beberapa menit kemudian dokter yang merawat Laily pun datang bersama tiga orang perawat.
    “Dokter, kenapa kaki Laily nggak bisa digerakkan” tanyanya lirih
    “oh, iya sebentar ya, biar dokter periksa” jawab dokter dengan ramah
    Setelah diperiksa, dokter pun menghampiri ayah Laily dan berkata dengan lirih
    “Pak, untuk mengetahui apa yang terjadi dengan kaki Laily, kita perlu melakukan rontgen”
    “Oh, iya dok, lakukan saja yang terbaik untuk anak saya” kata ayah Laily
    Keesokan harinya kaki kanan Laily dirontgen, dan ternyata mengalami keretakan pada tulang nya, sehingga kaki laily pun digips untuk beberapa minggu kedepan, setelah di gips, Laily pun diizinkan pulang, ia dijemput oleh seluruh anggota keluarganya.
    “Ibu…” teriaknya sambil menangis
    Sang ayah pun langsung memeluknya, dan air mata anggota keluarga yang ada disitu pun pecah, Laily terus menjerit memanggil sang ibu yang telah dimakamkan beberapa hari yang lalu.
    “Laily, ayok kita beli es krim di depan situ, enaak banget rasanya” bujuk bu Rina yang merupakan tante dari Laily. Laily pun menganggukkan kepala.
    Hal tersebut berlangsung setiap kali Laily menanyakan keberadaan ibunya, hingga akhirnya ia lupa dengan sendirinya. setelah gipsnya dibuka Laily pun dapat berjalan kembali dan menikmati masa anak-anak yang sempat hilang.
    Empat puluh hari setelah kepergian sang bunda, Laily ditinggal oleh sang ayah, yang meninggal dunia karena kecelakaan, anak kecil itu kini telah ditinggalkan oleh kedua orangtua nya. Isak tangis sanak saudara menyelimuti gubuk sederhana yang di dalamnya terdapat seorang anak yang menjerit menangisi kepergian orang yang sangat dicintainya, kini anak kecil itu telah sendiri, seorang paruh baya menghampirinya
    “Laily tinggal sama tante ya” katanya dengan suara halus
    Laily menggelengkan kepalanya dan menjawab “Laily mau tinggal sama ayah”
    Wanita paruh baya itu pun menangis dan memeluk Laily dengan erat. Jenazah sang ayah pun mulai diberangkatkan, Laily menangis sambil memanggil sang ayah, tak satu pun orang yang tega melihat gadis manis itu meronta. Di pangkuan sang tante Laily terus menangis hingga akhirnya tertidur. Sejak saat itu Laily dirawat oleh bu Rina. Sejak saat itu bakat-bakatnya tak pernah tersalurkan kembali, perhatian dari sang tante pun kurang karena bu Rina memiliki tiga anak yang membutuhkan juga kasih sayang, di rumah itu Laily merasa terasingkan, dari kecil ia diajarkan untuk menjadi anak yang rajin, yang harus bangun sebelum matahari menghangatkan bumi, ia harus membersihkan rumah sebelum berangkat sekolah, terkadang perlakuan yang kejam pun dialami oleh Laily, dimarahi, dituduh mencuri, selalu disalahkan. Kehidupan yang menguras air mata itu terjadi hingga saat ini. Hanya do’a dan air mata yang dapat menguatkannya. Kepada siapa lagi ia mengadukan semua itu kalau bukan pada Tuhannya? Bukankah anak yatim piatu harusnya disayangi?, Entahlah, entah sampai kapan kepedihan itu akan berakhir.

    icon allbkg

    Tagged with:

    Next
    Newer Post
    Previous
    Older Post

    No comments:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says
Download Free Software Latest Version