Namaku AZILA MARCELLA di lumajang. Aku terlahir di keluarga
kaya raya dan dipandang terkenal karena nenekku punya gudang beras.
Setiap minggunya banyak orang miskin yang ngantri di rumah. Aku memang
dari kecil terbilang manja. Jika temanku punya sesuatu yang menurutku
menarik untuk dibeli, aku langsung meminta kepada ayah. Ayahku seorang
arsitek, setiap bulannya ayah selalu meninggalkan aku, ibu, nenek,
kakek. Di siang hari sampai malam hari sepi. Karena semuanya sibuk
mencari tumpukan harta. Ayahku seorang arsitek, nenek dan kakek seorang
buruh pabrik bihun terkenal di lumajang. Hanya ibu yang menemaniku, tapi
banyak mainan dan hewan piaraan yang membanjiri rumahku. Diantaranya,
ular, penyu, kelinci, ikan, kucing. Bisa dikatakan aku kelebihan harta
tetapi kekurangan harta. Tapi aku bersyukur dengan apa yang aku miliki.
Temanku hanya kakak sheyla aja saudara sekaligus temanku. Dan teman
masa kecilku yaitu Ghiyats hardi pratama. Ayahku sangat menyayangiku
apalagi ibuku. Tak pernah aku pikirkan apa yang akan terjadi jika besar
nanti. Yuk ikut cerita selanjutnya…
Aku lahir 3 juni 1998, di kediaman rumah ayahku… Aku terlahir saat
ayahku bekerja meninggalkan aku dan ibu. Ayah sedang bekerja di malang
tempatnya di kota Batu. Saat itu seisi rumah panik… Pada saat itu ayah
melakukan perjalanan pulang ke lumajang. Setelah ayah tiba di rumah,
ayah langsung menyuruh paman mengeluarkan mobil dari garasi. Lalu
langsung menuju bidan “RUCHANA” bidan terkenal di lumajang.
Dulu aku muda terkena penyakit, sampai-sampai aku berkali-kali dibawa
ke paranormal. Beribu cara ibu lakukan agar aku sembuh. Terakhir kali
saat aku berumur 3 tahun ibu membawa aku ke walisongo, dan tiba-tiba ada
seorang kakek tua bertanya kepada ayahku “sinten namine putra
panjenengan?” lalu ibuku yang menjawab “AZILA MARCELLA AL GHAZALI” lalu
kakek itu menjawab “pantas anak ibu kurus dan kelihatan tidak sehat itu
namanya kabotan jeneng pak!” setelah datang dari walisongo, langsung
nenekku mengadakan acara slametan penggantian nama. Menjadi “AZILA
MARCELLA” langsung badanku yang awalnya kurus berubah menjadi sa’bagong.
Bersyukurnya aku pada waktu itu.
Setelah aku berumur 4 tahun eyang putriku jatuh sakit, tak lama
kemudian meninggal dunia. Eyang meninggal dengan meninggalkan harta yang
begitu melimpah diantaranya, sawah yang terbentang di kota malang,
kebun apel yang berhektar-hektar, sebuah rumah yang megah, tiga mobil
antik. Lengkaplah hidupku dengan apa yang aku miliki sekarang tapi duka
masih membendung di hati. Aku tidak pernah sombong dengan apa yang aku
miliki, malahan aku bersyukur dengan apa yang aku miliki.
Sejak aku umur 2 tahun, aku tidak lagi tinggal bersama nenek dan
kakek lagi soalnya nenek punya 3 rumah yang tidak ada yang nempati jadi
aku, ibu dan ayah yang nempati.
Ayahku selalu meninggalkan aku satu bulan sekali, ada suatu kejadian
pada malam hari saat ayah mau berangkat ke kota Jakarta untuk membangun
sebuah hotel jam 9 malam pada saat itu juga hujan deras beserta sambaran
petir mengguyur lumajang. Aku yang tidur bersama ibu merasa tidak
nyenyak dikarenakan keadaan yang menakutkan itu. Ayah sedang
mempersiapkan barang-barang yang dibutuhkan nanti di Jakarta, yang aku
tahu ayah berangkat besok pagi. Tapi tiba-tiba terdengar suara pintu
perlahan-perlahan di buka. Aku langsung terbangun dan menuju pintu
tersebut tapi ternyata ayah sudah berada di luar rumah. Tak peduli hujan
aku langsung mengejar ayah, ibu yang berteriak-teriak memanggil namaku
terdengar begitu keras di telinga tapi aku tak menghiraukannya. Ayah
yang mengetahuinya langsung turun dari mobil dan memelukku sambil
berkata, “ayah mau bekerja nak, kalau ayah tidak bekerja nanti mega mau
makan apa?”. Aku langsung menjawab, “lalu buat apa beras satu kamar di
rumahnya nenek?”. Tiba-tiba ibu muncul sambil membawa payung dan
langsung menggendongku. Aku yang digendong dalam keadaan basah kuyup
tetap menangis sambil memanggil-manggil ayah tetapi ayah tetap berangkat
sambil berkata, “ayah mau bekerja nak nanti tak bawakan boneka Barbie
yang cantik sepertimu”.
Sesampai di rumah aku langsung mandi pake air hangat, setelah itu
tidur pake jaket sambil dipeluk ibu. Kehangatan kurasakan tetapi bukan
karena jaket yang sangat tebal tapi karena pelukan yang tulus dari ibu.
Keesokan harinya, aku ditelpon ayah sekitar pukul 11 siang katanya
ayah, ayah sudah sampai di Jakarta tepatnya di Jakarta pusat. Aku senang
sekali, mendengarnya. Dan ayah mulai bekerja 2 hari lagi dan
diperkirakan ayah di Jakarta selama 3 minggu, sesampai disana ayah
langsung belanja mainan dan baju untukku. Aneh-aneh aja ayah belum
bekerja sudah belanja dulu.
Saat ayah tidak ada, aku dan ibu sendirian tidak ada yang menemani
mungkin pekerjaan hanya ibu bersihkan rumah sehingga aku sering
ditinggal. Ghiyats teman kecil laki-lakiku selalu setia bermain
bersamaku. Mungkin karena aku perempuan dan dia laki-laki jadi mainnya
sebatas sama hewan piaraan. Aku dan ghiyats tidak pernah bertengkar
karena ghiyats sifatnya seperti perempuan tapi jantan juga. Ibunya
ghiyats selalu memanggil aku dikala ghiyats kesepian, aku tidak pernah
bosan bermain bersamanya karena setiap bermain dengannya dia selalu
memberikan hal yang baru…
Suatu hari di pagi hari, ku jalan-jalan dengannya di GELORA LUMAJANG
saat menelusuri lapangan sepak bola di tepi lapangan ada bunga panjang
berwarna kuning agak kehijauan lalu ghiyats memetik bunga tersebut
kemudian dirangkai menjadi sebuah mahkota lalu ghiyats memakaikan ke
kepalaku. Waaaaduuuhhh… So sweet daaaa… padahal aku dan dia pada saat
itu masih berumur 5 tahun dia sudah bisa romantis, bagaimana besarnya
nanti yaaa…
Aku dan yayang [panggilan khususku buat dia] memiliki nasib yang
sama, yaitu sama-sama ditinggal ayah. Tapi kalau aku ditinggal ayah
kerja tapi kalau dia ditinggal ayahnya karena ayahnya mencuri sepeda
motor milik istrinya sendiri, sungguh malang nasib sahabatku yang
tersayang ini. Tapi sering sekali kalau habis kerja ayah membelikan baju
dan mainan untukku dan untuk yayang karena katanya ayahku yayang juga
butuh perhatian dan kasih sayang dari seorang ayah.
3 minggu kemudian…
Saat pukul 9 siang ayah telpon aku katanya sudah sampai di lumajang, begitu senangnya hatiku. Mungkin saat itu juga aku bertanya-tanya apa benar ayah akan membawakan oleh-oleh untukku? Pukul 10 siang ayah mengetuk pintu dan aku pun langsung membuka pintu dan memeluk ayah. Ayah membawa oleh-oleh yang sangat banyak di antaranya: boneka Barbie yang sangat cantik, baju teletubies yaitu po sama dipsy beserta bonekanya dan makanan yang enak-enak. Lalu aku suruh panggil yayang katanya ayah boneka dipsy dan bajunya itu untuk yayang, mungkin yayang senang dengan pemberian ayahku. Setelah aku memanggil yayang aku kasihkan baju dan bonekanya dan yayang mengajak aku jalan-jalan ke alun-alun bersama ibunya nanti sore dengan memakai baju teletubies.
Saat pukul 9 siang ayah telpon aku katanya sudah sampai di lumajang, begitu senangnya hatiku. Mungkin saat itu juga aku bertanya-tanya apa benar ayah akan membawakan oleh-oleh untukku? Pukul 10 siang ayah mengetuk pintu dan aku pun langsung membuka pintu dan memeluk ayah. Ayah membawa oleh-oleh yang sangat banyak di antaranya: boneka Barbie yang sangat cantik, baju teletubies yaitu po sama dipsy beserta bonekanya dan makanan yang enak-enak. Lalu aku suruh panggil yayang katanya ayah boneka dipsy dan bajunya itu untuk yayang, mungkin yayang senang dengan pemberian ayahku. Setelah aku memanggil yayang aku kasihkan baju dan bonekanya dan yayang mengajak aku jalan-jalan ke alun-alun bersama ibunya nanti sore dengan memakai baju teletubies.
Sore harinya, aku jalan-jalan bersama yayang dan ibunya. Saat di
alun-alun aku dan yayang bermain bagaikan teletubies di televisi itu.
Sekitar pukul 4 sore aku dan yayang pulang ke rumah. Sesampai di rumah
aku di suruh makan sama ibu, soalnya ibu masak enak untuk ayah tetapi
ayah sedang istirahat total jadi nggak bisa di ganggu karena ayah
kecapekan habis perjalanan dari Jakarta.
Keesokan harinya sekitar pukul 6 pagi, ibu membangunkan aku katanya
sudah waktunya aku daftar sekolah TK. Aku sangat senang sekali karena
aku ingin sekali sekolah bersama yayang, tetapi aku tidak boleh sekolah
bareng yayang karena yayang sekolah di swasta, ayah dan ibu ingin sekali
menyekolahkan aku di TK favorit tepatnya di TK KARTIKA JAYA V 70
sekolah yang seragamnya seperti tentara mumpung ayah ada rezeki.
Sesampai di sana ku melihat calon tk-ku dengan terkagum-kagum karena
bangunannya begitu besar dan banyak tentara-tentara keluyuran, masa
sekolah gurunya seorang tentara? Nggak mungkin kan…
Di hari pertamaku sekolah TK ku sangat senang sekali karena ku jadi
banyak temannya, soalnya sejak ku lahir hanya yayanglah temanku. Tapi
kebanyakan di TK temanku kaya-kaya dan sombong-sombong mungkin menurutku
yang sederhana hanya aku saja. Aku punya teman kenalan yang menurutku
menarik karena dia kaya tapi sayang dia punya kekurangan yang membuat
teman-temannya mengejeknya yaitu dia kaya tapi sayang dia punya kelainan
gusinya tu hitam seperti kulitnya. Meskipun gitu tapi orangnya sangat
pintar dan baik, aku salut sama dia.
Aku sangat sedih apabila aku dan dia diejek, dia diejek si gusi hitam
kalau aku diejek si sipit tapi aku sangat sedih. ibuku selalu berkata
walau mataku sipit tapi mataku bening dan jika aku menangis karena
ejekan, ibuku selalu berkata kamu adalah BIDADARI BERMATA BENING.
No comments: